hasbunallah

hasbunallah

Thursday, October 6, 2011

Alangkah Sukarnya Mendidik Hati


Bukan mudah untuk mendidik hati sendiri jika dibandingkan nasihat yang kita beri mahupun kita terima dari orang lain. Terlalu sukar untuk membuatkan jiwa kita menerima apa yang menjadi tentangan bagi hati kita sendiri. Kita selalu akan rasa gembira tatkala kehendak hati kita dipenuhi dan kita selalu berduka apabila berlaku sebaliknya. Pada masa itu kiat seolah-olah lupa bahawa apa yang berlaku itu bukanlah ditentukan oleh kehendak kita, namun ia adalah suatu takdir yang telah ditentukan Allah buat kita.

Benarlah sebagaimana sabda Rasulullah saw:

”Sesungguhnya dalam tubuh jasad itu ada seketul daging bila baik nescaya baiklah seluruh anggota tubuhnya. Ketahuilah! iaitulah Qalbu (hati).”(Riwayat Bukhari & Muslim, dari Nu'man bin Basyir)

Syaikh Ibnu Athaillah sempat bertutur mengenai doa dan permintaan manusia kepada Allah :

Kelambatan masa pemberian Allah kepadamu,meskipun engkau telah bersungguh-sungguh dalam berdo'a, janganlah menyebabkan engkau putus asa, sebab Allah telah memberikan jaminan, terkabulnya do'a yang engkau pinta sesuai dengan pilihan-Nya, dan bukan menurut keinginanmu, dan mengabulkan do'a pada saat Dia kehendaki, bukan pada saat yang engkau kehendaki

Belum terwujudnya janji Allah, sekalipun waktu yang telah ditentukan telah tiba, jangan sekali-kali membuatmu ragu terhadap janji-Nya, agar tidak membuat cacat penglihatan batinmu dan memadamkan cahaya batinmu.

Jangan engkau menyangka bahwa kasih sayang Allah lepas bersamaan dengan tidak dikabulkannya do'amu. Tuntutanmu terhadap pengabulan do'a kepada Allah merupakan prasangka burukmu kepada-Nya (seolah-olah Dia lalai terhadap keadaanmu padahal Dia-lah Sang Pemelihara).Tuntutanmu kepada Allah menunjukan ketidakhadiranmu disisi-Nya.

Jika engkau tidak dapat berbaik sangka kepada Allah karena do'amu belum terkabul, hendaklah engkau berbaik sangka kepada-Nya karena nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepadamu.Bukankah Dia selalu memberikan sesuatu yang baik kepadamu? Dan bukankah Dia senantiasa memberikan anugerah nikmat kepadamu.

Jika engkau telah sanggup berbaik sangka kepada Allah, bermohonlah agar Dia memberikan jalan bagi pengabulan do'a dan hajatmu.Bisa lewat siapa saja yang Dia kehendaki-Nya. Tapi lewat siapapun rezekimu dialirkan janganlah memalingkan engkau dari berharap kepada Allah, yang kemudian berubah jadi berharap kepadanya.

Lalu bagaimanakah engkau mengadu dan bermohon kepada selain Allah untuk mencukupi kebutuhanmu, padahal Allah-lah yang mencukupnya. Dan bagaimana mungkin orang yang tidak mampu mencukupi kebutuhannya sendiri, dapat mencukupi kebutuhan orang lain. Jika engkau bermohonan kepada selain diri-Nya, maka hal itu hanya menunjukan sedikit rasa malumu.

" Wahai anakku, Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam, tidak kurang, tidak lebih, ia hanyalah segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang kau alami di dalam hidup mu itu sudah di beri kadarannya oleh Allah, tidak berkurang dan tidak bertambah, sesuai untuk mu, seperti segenggam garam itu. Setiap manusia yang lahir di dunia ini , bahkan nabi sekalipun, tidak lepas dari masalah Tapi wahai anakku, rasa 'MASIN' yang dialami dari penderitaan itu sangat bergantung kepada HATI yang menampungnya”.

Jadi, BERHENTILAH MENJADI GELAS, jadikan HATI dalam dada mu menjadi sebesar TASIK, agar kamu tidak sentiasa menderita . Hidup memang memerlukan keberanian, perlu berjiwa besar berhati luas, namun terlebih dahulu ditambahkan ”ketelitian”. Cermatilah langkahmu dan waspadai tindakanmu. Hati- hati saat ketika mencelupkan jari di dalam kancah kehidupan, supaya rasa "PAHIT" dapat dihindarkan.

YA ALLAH, CUKUPLAH ENGKAU BAGIKU SEBAGAI PENOLONG

1 comment:

Mencari kebenaran said...

asalamualaikum link blog ,tq